I. Pengertian Kualitas
Kata ‘kualitas’ memiliki berbagai artian yang
berlainan. Goetsch dan Davis (1994) mengemukakan konsep holistik
mengenai kualitas sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pengguna produk atau jasa. Menurut Tjiptono dan Diana (1996), ada tiga tahap perkembangan konsep kualitas.
1. Era Craftsmanship
Seorang tukang ahli (Craftsman) dapat diartikan
sebagai seorang yang sangat terampil mengerjakan semua tugas yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas.
Termasuk dalam hal peranan pimpinan, petugas operasional, dan pengendali
kualitas. Pendekatan ini mulai ditinggal seiring dengan berkembangnya
studi waktu dan perlunya pemisahan antara perencanaan dengan
implementasi.
2. Pendekatan Taylor
Dengan adanya pembagian tugas, manajemen diberi
tanggung jawab perencanaan, bagian operasi ditangani oleh tenaga kerja
atau buruh, dan untuk menjaga kualitas maka dibentuklah departemen
kualitas secara terpisah. Sejalan
dengan meningkatnya volume dan kompleksitas operasi, kualitas juga
berkembang sebagai isu yang semakin rumit. Pendekatan tradisional yang
sarat akan inspeksi tidak lagi memadai. Hasil inspeksi hanya sekadar
menyisihkan komponen produk yang cacat sedangkan penyebab produk cacat
tetap ada dan biaya akibat produk cacat tetap tinggi. Selain itu, muncul
masalah mengenai 3K (komunikasi, koordinasi dan kerjasama). Kenyataan
ini mendorong adanya pendekatan kualitas total atau yang lebih dikenal
dengan total quality management (TQM).
3. Total Quality Management (TQM)
Konsep TQM dikemukakan pertama kali oleh Nancy
Warren, seorang ilmuwan tingkah laku dari Angkatan Laut Amerika Serikat.
Istilah ini mengandung makna every process, every job dan every aspect (Goetsch
dan Davis, 1994). TQM didefuniskan sebagai pendekatan dalam menjalankan
usaha yang berupaya memaksimalkan daya saing melalui penyempurnaan
secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
organisasi. Karakteristik
TQM terdiri atas fokus pada pelanggan, berorientasi pada kualitas,
menggunakan pendekatan ilmiah, memiliki komitmen jangka panjang,
kerjasama tim, menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan,
pendidikan dan pelatihan, menerapkan kebebasan yang terkendali, memiliki
kesatuan tujuan, dan melibatkan dan memberdayakan karyawan.
II. ISO 9000
ISO 9000 adalah sebuah standar dalam manajemen
kualitas yang dibentuk berdasarkan konvensi ISO/TC 176 pada 1979. ISO
9000 dibentuk sebagai dasar dari suatu standar dalam manajemen kualitas,
yang disusun secara lengkap pada 1982 dan diperkenalkan secara umum
pada 1983. ISO 9000 memperkenalkan persyaratan penting yang dibutuhkan
perusahaan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat
waktu terhadap barang dan jasa pada pasar.ISO 9000 merupakan standar
manajemen mutu dan bukan standar produk, sehingga perusahaan yang
mempunyai sertifikat ISO 9000 tidak dapat mengiklankan produknya yang
sudah memenuhi standar internasional. ISO 9000 akan diulas dan direvisi setiap 6 tahun. ISO 9000-2000 adalah yang terbaru. Mutu
(Kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai ciri dan
karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang memengaruhi
kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu. Definisi
ini menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Misalnya
dari segi desain, kepuasan diukur dari estetika, pemenuhan fungsi,
keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu.
Manajemen mutu adalah
aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan
menjalankan kebijakan mutu suatu organisasi.Untuk mencukupkan kebutuhan
pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis,
manajer proyek harus mengadakan pelatihan manajemen kualitas. Hal-hal
yang menyangkut kualitas adalah:
1. Produk/pelayanan/proses pelaksanaan.
2. Proses manajemen proyek itu sendiri.
III. Manajemen Kualitas Proyek
Ada dua model yang sukses diterapkan dalam pelatihan
konsultan konstruksi dalam meningkatkan kinerja dari manajemen proyek,
yaitu:
a. Continuous Quality Management Model
Model ini digunakan sebuah perusahaan untuk
meningkatkan bisnis mereka. Hal ini merupakan cara hidup dari semua
organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus
industralisasi yang cepat. Model ini sering ditemukan di perusahaan yang bersifat customer-driven. Termasuk Levi Strauss, Motorola, dan Xerox. Perusahaan yang sudah memenangkan penghargaan Malcolm Baldrige Award -Penghargaan yang mengakui kualitas manajemen yang patut dicontoh- juga termasuk.
b. Process Quality Management Model
Model ini digunakan untuk menghubungkan faktor
kesuksesan yang kritis dalam proses bisnis. Model ini membangun dasar
fondasi untuk meneruskan mengadakan suatu analisis terhadap
langkah-langkah dan proses dalam meningkatkan dan memanfaatkan
kesempatan yang ada.
Syarat Penggunaan Dalam Manajemen Kualitas
Ada 3 proses dalam manajemen kualitas proyek, Yaitu:
- Inspeksi
Suatu proses mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standar spesifikasi telah dicapai.
- Quality Control
Teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu
tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup
monitoriing, menghilangkan masalah yang diketahui, mengurangi
penyimpangan, dan usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.
- Quality Assurance
Seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang
diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk
atau jasa yang diberikan. Aktivitasnya mencakup kegiatan proses –baik
internal maupun eksternal-, termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan
Quality Assurance mengevaluasi
biaya dari proyek secara menyeluruh dan teratur untuk menetapkan
anggaran yang keluar relevan dan sesuai dengan standar kualitas.
IV. SIX SIGMA
Six Sigma dapat didefinisikan sebagai strategi
perbaikan kinerja bisnis dalam hal peningkatan profitabilitas dengan
cara membuang hal-hal yang tidak diperlukan, mereduksi biaya, dan
meningkatkan efisiensi maupun efektivitas di berbagai kegiatan
operasional yang dapat memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan harapan
pelanggan. Motorola
merupakan perusahaan pertama di Amerika yang menerapkan konsep Six Sigma
pada tahun 1987. Konsep inilah yang membawa mereka pada perolehan
penghargaan Malcolm Baldrige National Award pada tahun 1988.
SIX SIGMA DAN MANAJEMEN
Sig Sigma dalam hal manajemen digunakan sebagai
sebuah panduan dasar dan sebuah pendekatan yang dipakai oleh para
profesional dalam mengelola proyek-proyek inovasi (Chan and Macbeth, 2001).
SIX SIGMA DAN STATISTIK
Six Sigma dalam bahasa statistik berarti terjadinya 3.4 DPMO (Defects Per Million Opportunities) atau
hampir sama sekali tidak terjadi kesalahan dalam menciptakan keluaran
dari sebuah proses produksi (selalu memenuhi kebutuhan pelanggan). Sigma sendiri merepresentasikan kisaran variasi (simpangan) dari rata-rata keluaran pada sebuah proses
Kualitas Biaya
Prinsip bahwa mutu harus direncanakan agar tidak
menimbulkan kekecewaan di kemudian hari dan tidak berdampak buruk
terhadap biaya dan reputasi proyek dalam jangka panjang. Proses
pelaksanaan yang buruk dan beresiko negatif. Akibatnya, biaya perawatan
dan pencegahan akan menjadi mahal. Ini adalah salah satu contoh dari
kualitas biaya
Penggunaan Software Dalam Project Quality Management
Dengan majunya perkembangan teknologi informasi, pengerjaan Project Quality Management dapat terbantu dengan adanya software seperti : Primavera, Artemis, maupun Microsoft Project. Dalam mempermudah pengerjaan Project Quality Management akan diperlihatkan contoh-contoh perencanaan dan pelaksanaan proyek.
Sumber:
K.C. Chan, Peter Ong, R, Eko Indrajit. 2004 INTEGRATED PROJECT MANAGEMENT. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Drs. H. A. Hamdan Dimyati M.Si., Kadar Nurjaman S.E. M.M. 2014 MANAJEMEN PROYEK. Bandung : CV Pustaka Setia.
Dana Persada Mulyono, MBA, PMP., Sartika Kurniali, S.Kom. MMSI 2013 SUPER PROJECT MANAGER. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Wysocki, Robert K., Robert Beck,jr, and David B.
Crane. 2000. Effective Project Management Second Edition. New York, NY:
John Wiley & Sons. (ISBN 0-471-36028-7)