Universitas Gunadarma

Minggu, 07 Juli 2019

Interaksi Manusia dan Komputer


       Pada kesempatan kali ini, untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah interaksi manusia dan komputer. Disini penulis akan menjelaskan bagaimana cara kerja dan informasi lebih detail mengenai tugas yang telah dikerjakan maupun dijelaskan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Adapun tugas nya itu sendiri adalah membuat website “Perpustakaan SMA IT Bina Bangsa Sejahtera Bogor.” Pada pengerjannya terdapat anggota kelompok yaitu Raden Rahadi S, Faishal Ihsan, Muhammad Firnanda dan Fanafillah Ahmad Rabbani. Yang merupakan kelompok terdapat pada kelas 3KB01. 

     Pertama, Bagaimanakah cara kerja website itu sendiri?  Website itu sendiri kami bentuk menggunakan framework laravel dan sebagai pembelajaran bagi kami untuk mempelajari hal tersebut,  web ini  bertujuan untuk mempermudah siswa dan pengurus perpustakaan untuk mendata dan menstok buku yang tersedia pada perpustakaan. Dimana web ini terintegrasi dengan database yang menjadi pusat datanya. Apabila seorang siswa ingin mengecek stok buku yang tersedia untuk dipinjamnya maka dapat mengecek pada web tersebut yang terbagi menjadi beberapa menu berdasarkan kelasnya seperti matematika 1A. Web ini lebih memfokuskan untuk pendataan yang dikerjakan oleh penjaga perpustakaan dimana penjaga perpustakaan dapat mengubah, menambahkan dan menghapus data pada buku yang tersedia dan langsung tertampil pada web tersebut.


Penjelasan sederhana tersedia pada diagram tersebut , pada implementasi webnya secara langsung, pustakawan terlebih dahulu harus login agar dapat mengelola data buku tersebut, setelah login maka pustakawan akanmasuk ke dalam halaman web untuk tampilan admin dan dapat mengubah data buku pada halaman tersebut. Untuk mendata siswa yang meminjam didata secara manual.

Bagaimana bila server down ketika web ini diimplementasikan secara langsung? Down suatu web atau server tergantung oleh penyedia server tersebut maka pada implementasi nya akan di cari penyedia hosting terbaik untuk web ini karena web ini termasuk ke dalam web perpustakaan, untuk mencegah errornya web maka diperlukan web developer yang siap memaintenence web tersebut.

Continue Reading...

Sabtu, 04 Mei 2019

Post Test Komunikasi Serial

1.       Jelaskan bagaimana cara kerja dari komunikasi serial!

2.       Jelaskan keuntungan dan kerugian dari komunikasi serial!

Jawaban

1. Komunikasi serial ada dua macam, asynchronous serial dan synchronous serialSynchronous serial adalah komunikasi dimana hanya ada satu pihak (pengirim atau penerima) yang menghasilkan clock dan mengirimkan clock tersebut bersama-sama dengan data. Contoh pengunaan synchronous serial terdapat pada transmisi data keyboard. Asynchronous serial adalah komunikasi dimana kedua pihak (pengirim dan penerima) masing-masing menghasilkan clock namun hanya data yang ditransmisikan, tanpa clock. Agar data yang dikirim sama dengan data yang diterima, maka kedua frekuensi clock harus sama dan harus terdapat sinkronisasi. Setelah adanya sinkronisasi, pengirim akan mengirimkan datanya sesuai dengan frekuensi clock pengirim dan penerima akan membaca data sesuai dengan frekuensi clock penerima. Contoh penggunaan asynchronous serial adalah pada Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) yang digunakan pada serial port (COM) komputer.

2. Keuntungan : 
  • Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya merupakan bit data (sinkronisasi bit)
  • Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya membentuk sebuah karakter (sinkronisasi karakter)
  • Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya membentuk sebuah blok data (sinkronisasi blok)
  • Pada komunikasi dengan kabel yang panjang, masalah cable loss tidak akan menjadi masalah besar daripada menggunakan kabel parallel.
  • Dubutuhkan jumlah kabel yang sedikit

Kerugian : 

Port serial jauh lebih lambat daripada port parallel

Port serial terkesan lebih rumit daripada port parallel

Continue Reading...

Pre Test Komunikasi Serial

1.       Apa yang mendasari komunikasi serial digunakan dalam proses pengiriman data, jelaskan!

2.       Berikan contoh perangkat yang dapat dihubungkan ke port serial!

Jawaban

1. hanya membutuhkan satu jalur dan kabel yang sedikit dibandingkan dengan komunikasi paralel. Pada prinsipnya komunikasi serial merupakan komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi parallel, atau dengan kata lain komunikasi serial merupakan salah satu metode komunikasi data di mana hanya satu bit data yang dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu tertentu.

2. Komputer, printer, dll


Continue Reading...

Sabtu, 05 Januari 2019

Grup Proses Manajemen Proyek

Grup Proses Manajemen Proyek
Grup Proses Manajemen Proyek  teridiri dari 5 tahapan:
      Initiation Process Group
      Perencanaan atau Planning
      Tahap Pelaksanaan atau Execution
      Tahap pengawasan (Monitoring & Controling)
      Tahap Penyelesaian atau Closing
Tahap Inisiasi (INITATION)
Tahap ini merupakan langkah awal untuk suatu proyek. Dan pada tahapan ini memiliki proses utama yang menghasilkan 2 dokumen utama, yaitu:
         Project Charter adalah dokumen yang tujuan utamanya menunjuk manajer proyek, menjelaskan kebutuhan proyek (termasuk duras anggaran, otorisasi, kendala, dan lain-lain), serta menjelaskan latar belakang kebutuhan organisasi terkait pelaksanaan suatu proyek.
        Stakeholder Register adalah Proses untuk menghasilkan daftar pemangku kepentingan dalam proyek agar segera difasilitasi, untuk mendapatkan gambaran siapa saja pihak yang terkait dalam proyek, dan untuk mengetahui apakah mereka mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak langsung dalam suatu proyek. Stakeholder sangatlah penting, karena digunakan untuk mendapatkan masukan pada tahap perencanaan.
Tahap Perencanaan (PLANNING)
Pada tahap ini memiliki proses utama yang menghasilkan master  dokumen perencanaan proyek atau Project Management Plan. Bobot isi dari dokumen ini bervariasi, bergantung dari kompleksitas proyek.
Proses utama terkait kegiatan perencanaan dan pembuatan Project Management Plan adalah:
      Merangkum kebutuhan dan keinginan klien, memastikan batasan pekerjaan, serta membuat uraian pekerjaan (proyek).
      Merinci unit-unit pekerjaan (subproyek/kegiatan), menentukan urutan pekerjaan, melakukan  estimasi durasi waktu masing-masing pekerjaan.
      Lakukan estimasi biaya untuk masing-masing kegiatan, sehingga total anggaran dapat ditentukan.
      Menentukan standar dan kebijakan mutu yang diperlukan dalam proyek.
      Perencanaan sumber daya manusia.
       Perencanaan manajemen risiko merupakan salah satu tugas utama pengelola proyek (manajer proyek atau tim manajemen proyek). Apabila kita lalai dalam hal ini, proyek yang tampak sederhana menimbulkan dampak buruk untuk organisasi, kita sendiri dan juga para stakeholder terkait.
Tahap Pelaksanaan (EXECUTION)
Tahap ini memfasilitasi dan mengawasi tim agar dapat bekerja sesuai dokumen perencanaan terutama mengawal tim agar tidak behind schedule (jadwal mundur) maupun over budget (anggaran minus). Proses utama dalam tahap ini adalah mengarahkan dan mengelola pelaksanaan proyek ke arah penyelesaian, sesuai dokumen perencanaan termutakhir.
Tahap Pengawasan (Monitoring and Control)
Tujuan utama dalam tahap pengawasan adalah memastikan agar pelaksanaan proyek tidak jauh menyimpang dari rencana. Terutama waktu, mutu, risiko, anggaran, dan ruang lingkup pekerjaan.
Beberapa proses kunci pada tahap ini adalah:
      Pelaporan dan pemantauan rutin. Konsepnya adalah Earned Value Management (EVM).
      Prosentase penyelesaian pekerjaan. Progres kemajuan pekerjaan disebut earned value disingkat EV.
      Nilai EV tersebut kemudian dibandingkan dengan biaya aktual (Actual Cost atau AC) untuk melihat apakah pada suatu masa pelaporan kemajuan proyek, biaya aktualnya melebihi, sesuai, atau lebih rendah dari nilai progres yang dilaporkan.
      Dari sisi penjadwalan, EV dibandingkan dengan Planned Value (PV) untuk target bobot kerjaan yang harus diselesaikan sesuai jadwal. Apabila hasil negatif, maka dapat dikatakan progress pekerjaan telah mengalami keterlambatan. Dan apabila hasilnya positif maka progress pekerjaan lebih cepat dari jadwal.
      Keluaran dan hasil kerja (deliverables) di verifikasi bersama dengan klien. Apabila disetujui, maka secara bertahap proyek mengarah pada penyelesaian. Apabila terdapat hal yang belum disepakati klien maka pekerjaan akan kembali masuk dalam proses eksekusi.
      Memastikan pengendalian terhadap perubahan dikelola secara terpadu, (terutama mutu, waktu, anggaran, risiko, dan lingkup kerja), prosedur eskalasi, dan sebaiknya dalam bentuk tertulis. Perubahan dalam pekerjaan yang berdampak signifkan umumnya memerlukan pembahasan dalam komite pengendali perubahan atau Change Control Board (CCB) maupun Steering Commitee (SC).
      Perubahan (Change Project). Dari kacamata project owner, pengelola proyek tidak boleh terlalu akomodatif terhadap permintaan perubahan.
      kendali mutu (quality control) dan verifikasi. Hasil QC yang buruk adalah suatu pemborosan biaya dan waktu, serta dapat menurunkan moral dan kepercayaan stakeholder.
      Pemantauan dan update terhadap data risiko perlu terus-menerus dilakukan, dengan sasaran antara lain menekan kemungkinan terjadinya risiko negatif. Risiko-risiko yang kurang diperhitungkan bisa saja menjadi masalah penting dan berkembang menjad isu yang berdampak negatif.
      Proses tim building sebaiknya dimulai sejak tahapan awal proyek misalnya ketika menyusun Work Break down Structure (WBS) maupun network diagram.
Tahap Penyelesaian (Closing)
Tahap ini adalah tahapan akhir dari sebuah proyek. Berikut ini adalah beberapa aktivitas yang penting dilakukan dalam tahap closing :
      Memastikan persetujuan resmi dari sponsor atau klien terkait penyelesaian pekerjaan.
      Mengadakan evaluasi akhir proyek (lessons learned).
      Mengkaji apakah metodologi manajemen proyek perlu diperbaiki.
      Merapikan arsip dan dokumentasi proyek.
      Memberi masukan kepada manajemen perusahaan terkait hal-hal yang dirasakan bermanfaat selama proyek dijalankan.
      Menyelesaikan kewajiban dengan pihak-pihak utama, terutama pihak pemasok (supplier/vendor), outsourcing, dan sebagainya.
      Pastikan pihak pengguna dapat menjalankan hasil proyek Anda.
SUMBER :
Mulyoto, Dana Persada dan Sartika Kurniali. 2013. Super Project Management. Jakarta : PT. Gramedia
Continue Reading...

Manajemen Integrasi Proyek


Mengkoordinasikan perubahan di seluruh proyek.
Tanpa adanya perencanaan yang baik, mustahil sebuah proyek dapat disetujui dan dilaksanakan. Konsep IPM selalu dimulai dengan bagaimana cara membuat sebuah rencana yang jelas dan dapat dimengerti. Selanjutnya adalah bagaimana menyusun sebuah rencana yang dapat beradaptasi dengan perubahan cepat yang terjadi karena dinamika bisnis (perubahan) dari waktu ke waktu. Eksekusi terhadap proyek yang dilakukan harus berdasarkan rencana yang telah disusun dan disepakati bersama.
IPM dibangun berdasarkan 3 (tiga) filosofi penting yang merupakan kunci dari keberhasilan sebuah proses eksekusi, yaitu:
·         Team Learning
·         Total Solution Approach
·         Systems Thinking
Proses utama yang harus dilakukan manajer proyek dan timnya dalam terkait manajemen integrasi
·         Tahap Inisiasi dan Perencanaan :
§  Memastikan adanya Project Charter. Sebagai bentuk mandate dan penjelasan gambaran umum proyek kepada PM untuk memulai perkerjaan.
§  Memimpin penyusunan Project Management Plan atau Project Execution Plan.
·         Tahap Pelaksanaan dan Pengawasan :
§  Mengarahkan dan menjadi penanggung jawab utama.
§  Melakukan koordinasi dengan anggota tim dan unit kerja pendukung serta pihak klien maupun pengguna akhir proyek.
§  Memantau dan mengendalikan perubahan dan mecegah terjadinya scope creep.
·         Tahap Penyelesaian :
§  Proses integrasi belum berakhir hingga tahap penyelesaian proyek. Menyelesaikan segala urusan dengan pihak ketiga.
SUMBER :
·         Dana Prasada Mulyoto,MBA,PMP.Sartika Kurniali,S.Kom., MMSI ; Super Project Management ,Jakarta 2013 , PT Elex Media Komputindo
·         K.C. Chan,Peter Ong,R.Eko Indrajit ; Integrated Project Management ,Yogyakarta 2004, ANDI
Continue Reading...

Manajemen Ruang Lingkup

I.                   Penjelasan
 
Setiap proyek pasti memiliki objektif yang ingin dicapai. Objektif tersebut dapat berupa produk yang memiliki fitur, fungsionalitas, atau spesifikasi tertentu atau pelaksanaan terhadap sejumlah aktivitas tertentu. Diagram dibawah ini menjelaskan suatu manajemen yang terdiri dari Initiation, Scope Planning, Scope Definition, Scope Verification, dan Scope Change Control.
 
 
 
Contohnya di dalam teknologi informasi adalah :
  1. Pembuatan aplikasi perangkat lunak yang memiliki fungsi untuk menjalankan proses manejemen sumber daya manusia
  2. Instalasi infrastruktur jaringan wide area network yang menghubungkan kantor pusat dengan sejumlah kantor cabang
  3. Migrasi data pelanggan sebuah perusahaan dari sistem lama ke sistem baru
  4. Implementasi sebuah paket aplikasi yang siap diterapkan di dalam sebuah unit organisasi
  5. Pembuatan masterplan atau blueprint arsitektur teknologi informasi sebuah strategic business unit dan lain sebagainya
Ruang lingkup proyek dapat dinyatakan dalam kata-kata seperti yang sering terdapat pada dokumen Term Of Reference (TOR) atau Request For Proposal (RFP) maupun diagram gambar.
Contoh proyek breakdown  structure per level


II.                 Ruang Lingkup Proyek
 
Proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang terhimpun dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk mencapai sasaran tertentu.
 
Kegiatan proyek biasanya dilakukan untuk berbagai bidang antara lain sebagai berikut:
  1. Pembangunan fasilitas baru.  Artinya merupakan kegiatan yang benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya, sehingga ada penambahan usaha baru.
  2. Perbaikan fasilitas yang sudah ada.  Merupakan kelanjutan dan usaha yang sudah ada sebelumnya.  Artinya sudah ada kegiatan sebelumnya, namun perlu dilakukan tambahan atau perbaikan yang diinginkan.
  3. Penelitian dan pengembangan.  Merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan untuk suatu fenomena yang muncul di masyarakat,  lalu dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan
Ruang lingkup proyek meliputi, menentukan proyek yang akan dimulai, perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan, proyek, pengembangan kondisi pencapaian dan pernyataan gambaran proyek.
III.              Penjelasan Menentukan Proyek
 
Jika anda tidak tahu ke mana anda akan pergi, bagaimana Anda akan tahu kapan dan jika anda sampai di sana? Begitu sering kali kita melihat proyek-proyek dimulai dengan awal yang buruk hanya karena tidak pernah ada pemahaman yang jelas tentang apa yang harus dilakukan. Pembahasan ini membuat anda mulai dengan langkah yang benar dengan serangkaian kegiatan yang mengarah pada definisi yang jelas dan dipahami tentang apa proyek itu. Kita mulai dengan alat komunikasi yang disebut Kondisi Pencapaian.
Membuat Pernyataan Gambaran Proyek
Kondisi pernyataan kepuasan memberikan masukan yang anda perlu untuk menghasilkan pernyataan Ikhtisar proyek. Pernyataan Ikhtisar proyek adalah dokumen singkat yang ringkas menyatakan apa yang harus dilakukan dalam proyek, mengapa hal itu harus dilakukan, dan apa bisnis nilai ini akan memberikan perusahaan ketika selesaiTujuan utama dari pernyataan gambaran proyek ini adalah untuk mengamankan persetujuan manajemen senior dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan rencana proyek yang rinci. Ini akan ditinjau oleh manajer yang bertanggung jawab untuk menetapkan prioritas dan memutuskan apa proyek untuk mendukung. Hal ini juga pernyataan umum yang dapat dibaca oleh pihak yang tertarik dalam perusahaan.
Bagian dari pernyataan gambaran proyek adalah :
       Masalah / Peluang
       Tujuan proyek
       Kriteria keberhasilan
       Asumsi, risiko, hambatan
Sumber:
       K.C. Chan, Peter Ong, & R. Eko Indrajit. Integrated Project Management. Yogyakarta : ANDI; 2004.
       Robert K.Wysocki, Robert Beck Jr., David B.Crane. Effective Project Management, Second Edition. Canada : John Wiley & Sons, Inc; 2000.
Continue Reading...

Manajemen Waktu

  Bagi sekelompok orang, waktu adalah aset yang teramat penting bahkan untuk manusia modern, waktu sering disamakan dengan uang.  Begitu juga halnya dalam sebuah proyek, manajemen waktu adalah hal yang esensi. Dapat dikatakan bahwa factor utama yang membedakan antara proyek dan kegiatan operasional adalah adanya keterbatasan waktu dalam suatu proyek, sementara kegiatan operasional bersifat berkelanjutan. Keterbatasan waktu ini mencerminkan adanya misi khusus dan penting dalam setiap proyek. Sehingga pemenuhan target waktu menjadi tugas utama pengelola dan pemimpin proyek.

Manajemen jadwal yang perlu dilakukan oleh manajer proyek dan anggotanya

Input utama adalah WBS, yakni kesepakatan mengenai lingkup kerja proyek. Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan:
1. Merinci berbagai kegiatan yang diperlukan untuk penyelesaian setiap paket pekerjaan secara lebih spesifik.
2. Menentukan urutan atau logika proses penyelesaian pekerjaan sehingga estimasi waktu dapat diperoleh dengan lebih akurat namun realistis.
3. Estimasi sumber daya (resources) yang akan melibatkan dan dipergunakan (money, materials, methods, machines) dalam rangkaian kegiatan tersebut.
4. Estimasi target waktu perkegiatan dan mencari total durasi seluruh rangkaian kegiatan yg sering ditampilkan dalam sebuah diagram kegiatan proyek(network diagram) atau Precedence Diagraming Method (PDM).
5. Menyusun dan finalisasi jadwal dalam bentuk gantt-chart atau time table.
6. Mengendalikan dan menyesuaikan jadwal proyek.

Proses utama terkait manajemen waktu proyek

      Manajemen waktu pada tahap perencanaan antara lain:
  • Menyiapkan daftar aktivitas (action plan) untuk menyelesaikan setiap paket pekerjaan (work packages).
  • Menyusun urutan setiap paket pekerjaan atau aktivitas dalam suatu rangkaian diagram, yang disebut Schedule Network Diagram. Keterkaitan antara masing-masing aktivitas predesesor dan suksesor dalam proyek dapat digolonkan ke 4 pola hubungan yaitu:
                1. Finish-to-Start. Kegiatan A selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan B.
                2. Finish-to-Finish. Kegiatan A selesai sehingga kegiatan B dapat selesai.
                3. Start-to-Start. Kegiatan A dimulai sehingga kegiatan B dapat dimulai.
                4. Start-to-Finish. Kegiatan A dimulai sehingga kegiatan B dapat selesai.
  • Keterkaian antara kegiatan A dan kegiatan B dapat terjadi karena sifatnya yang mandatory (hard logic), yakni kegiatan A secara teknis harus selesai sebelum kegiatan B dapat dimulai.
  • Teknik lain dalam manajemen waktu adalah leads (percepatan waktu) dan lags (waktu tunggu/perlambatan).
  • Berdasarkan daftar aktivitas, manajer proyek harus memperkirakan kebutuhan sumber daya manusia, material dan peralatan.
  • Langkah berikutnya adalah mencari durasi proyek dengan membuat network diagram.
DAFTAR PUSTAKA:
K.C.CHAN, PETER ONG, DAN R.EKO INDRAJIT. Integrated project management. Yogyakarta: Andi; 2004.
Robert K. Wysocki, Robert Beck Jr, David B.Crane. Effective Project Management, Second Edition. Canada: John Wiley & Sons, Inc; 2000.
Continue Reading...

Manajemen Kualitas

I.                  Pengertian Kualitas
 
Kata ‘kualitas’ memiliki berbagai artian yang berlainan. Goetsch dan Davis (1994) mengemukakan konsep holistik mengenai kualitas sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pengguna produk atau jasa. Menurut Tjiptono dan Diana (1996), ada tiga tahap perkembangan konsep kualitas.
 
1.       Era Craftsmanship
Seorang tukang ahli (Craftsman) dapat diartikan sebagai seorang yang sangat terampil mengerjakan semua tugas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas. Termasuk dalam hal peranan pimpinan, petugas operasional, dan pengendali kualitas. Pendekatan ini mulai ditinggal seiring dengan berkembangnya studi waktu dan perlunya pemisahan antara perencanaan dengan implementasi.
 
2.       Pendekatan Taylor
Dengan adanya pembagian tugas, manajemen diberi tanggung jawab perencanaan, bagian operasi ditangani oleh tenaga kerja atau buruh, dan untuk menjaga kualitas maka dibentuklah departemen kualitas secara terpisah. Sejalan dengan meningkatnya volume dan kompleksitas operasi, kualitas juga berkembang sebagai isu yang semakin rumit. Pendekatan tradisional yang sarat akan inspeksi tidak lagi memadai. Hasil inspeksi hanya sekadar menyisihkan komponen produk yang cacat sedangkan penyebab produk cacat tetap ada dan biaya akibat produk cacat tetap tinggi. Selain itu, muncul masalah mengenai 3K (komunikasi, koordinasi dan kerjasama). Kenyataan ini mendorong adanya pendekatan kualitas total atau yang lebih dikenal dengan total quality management (TQM).
 
3.       Total Quality Management (TQM)
Konsep TQM dikemukakan pertama kali oleh Nancy Warren, seorang ilmuwan tingkah laku dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Istilah ini mengandung makna every process, every job dan every aspect (Goetsch dan Davis, 1994). TQM didefuniskan sebagai pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimalkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan organisasi. Karakteristik TQM terdiri atas fokus pada pelanggan, berorientasi pada kualitas, menggunakan pendekatan ilmiah, memiliki komitmen jangka panjang, kerjasama tim, menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan, menerapkan kebebasan yang terkendali, memiliki kesatuan tujuan, dan melibatkan dan memberdayakan karyawan.
 
 
II.               ISO 9000
 
         ISO 9000 adalah sebuah standar dalam manajemen kualitas yang dibentuk berdasarkan konvensi ISO/TC 176 pada 1979. ISO 9000 dibentuk sebagai dasar dari suatu standar dalam manajemen kualitas, yang disusun secara lengkap pada 1982 dan diperkenalkan secara umum pada 1983. ISO 9000 memperkenalkan persyaratan penting yang dibutuhkan perusahaan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang dan jasa pada pasar.ISO 9000 merupakan standar manajemen mutu dan bukan standar produk, sehingga perusahaan yang mempunyai sertifikat ISO 9000 tidak dapat mengiklankan produknya yang sudah memenuhi standar internasional. ISO 9000 akan diulas dan direvisi setiap 6 tahun. ISO 9000-2000 adalah yang terbaru. Mutu (Kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang memengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu. Definisi ini menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai produk. Misalnya dari segi desain, kepuasan diukur dari estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan, keamanan, dan ketepatan waktu.
 Manajemen mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu organisasi.Untuk mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, manajer proyek harus mengadakan pelatihan manajemen kualitas. Hal-hal yang menyangkut kualitas adalah:
1.       Produk/pelayanan/proses pelaksanaan.
2.       Proses manajemen proyek itu sendiri.
III.            Manajemen Kualitas Proyek
 
Ada dua model yang sukses diterapkan dalam pelatihan konsultan konstruksi dalam meningkatkan kinerja dari manajemen proyek, yaitu:
 
a.       Continuous Quality Management Model
Model ini digunakan sebuah perusahaan untuk meningkatkan bisnis mereka. Hal ini merupakan cara hidup dari semua organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industralisasi yang cepat. Model ini sering ditemukan di perusahaan yang bersifat customer-driven. Termasuk Levi Strauss, Motorola, dan Xerox. Perusahaan yang sudah memenangkan penghargaan Malcolm Baldrige Award -Penghargaan yang mengakui kualitas manajemen yang patut dicontoh- juga termasuk.
 
b.      Process Quality Management Model
Model ini digunakan untuk menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis dalam proses bisnis. Model ini membangun dasar fondasi untuk meneruskan mengadakan suatu analisis terhadap langkah-langkah dan proses dalam meningkatkan dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
 
Syarat Penggunaan Dalam Manajemen Kualitas
 
Ada 3 proses dalam manajemen kualitas proyek, Yaitu:
  1. Inspeksi
Suatu proses mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standar spesifikasi telah dicapai.
 
  1. Quality Control
Teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoriing, menghilangkan masalah yang diketahui, mengurangi penyimpangan, dan usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.
 
  1. Quality Assurance
Seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk atau jasa yang diberikan. Aktivitasnya mencakup kegiatan proses –baik internal maupun eksternal-, termasuk merumuskan kebutuhan pelanggan
Quality Assurance mengevaluasi biaya dari proyek secara menyeluruh dan teratur untuk menetapkan anggaran yang keluar relevan dan sesuai dengan standar kualitas.
IV.            SIX SIGMA
 
Six Sigma dapat didefinisikan sebagai strategi perbaikan kinerja bisnis dalam hal peningkatan profitabilitas dengan cara membuang hal-hal yang tidak diperlukan, mereduksi biaya, dan meningkatkan efisiensi maupun efektivitas di berbagai kegiatan operasional yang dapat memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan. Motorola merupakan perusahaan pertama di Amerika yang menerapkan konsep Six Sigma pada tahun 1987. Konsep inilah yang membawa mereka pada perolehan penghargaan Malcolm Baldrige National Award pada tahun 1988.
 
SIX SIGMA DAN MANAJEMEN
 
Sig Sigma dalam hal manajemen digunakan sebagai sebuah panduan dasar dan sebuah pendekatan yang dipakai oleh para profesional dalam mengelola proyek-proyek inovasi (Chan and Macbeth, 2001).
 
SIX SIGMA DAN STATISTIK
 
Six Sigma dalam bahasa statistik berarti terjadinya 3.4 DPMO (Defects Per Million Opportunities) atau hampir sama sekali tidak terjadi kesalahan dalam menciptakan keluaran dari sebuah proses produksi (selalu memenuhi kebutuhan pelanggan). Sigma sendiri merepresentasikan kisaran variasi (simpangan) dari rata-rata keluaran pada sebuah proses
 
Kualitas Biaya
 
Prinsip bahwa mutu harus direncanakan agar tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari dan tidak berdampak buruk terhadap biaya dan reputasi proyek dalam jangka panjang. Proses pelaksanaan yang buruk dan beresiko negatif. Akibatnya, biaya perawatan dan pencegahan akan menjadi mahal. Ini adalah salah satu contoh dari kualitas biaya
 
Penggunaan Software Dalam Project Quality Management
 
Dengan majunya perkembangan teknologi informasi, pengerjaan Project Quality Management dapat terbantu dengan adanya software seperti : Primavera, Artemis, maupun Microsoft Project. Dalam mempermudah pengerjaan Project Quality Management akan diperlihatkan contoh-contoh perencanaan dan pelaksanaan proyek.
Sumber:
K.C. Chan, Peter Ong, R, Eko Indrajit. 2004 INTEGRATED PROJECT MANAGEMENT. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Drs. H. A. Hamdan Dimyati M.Si., Kadar Nurjaman S.E. M.M. 2014 MANAJEMEN PROYEK. Bandung : CV Pustaka Setia.
Dana Persada Mulyono, MBA, PMP., Sartika Kurniali, S.Kom. MMSI 2013 SUPER PROJECT MANAGER. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Wysocki, Robert K., Robert Beck,jr, and David B. Crane. 2000. Effective Project Management Second Edition. New York, NY: John Wiley & Sons. (ISBN 0-471-36028-7)
Continue Reading...

Followers

Follow The Author